Jumat, 30 Januari 2015

5W2H Dan Pentingnya 5 W + 1 H dan Piramida Terbalik


31-01-2015 


5W2H: Memahami Persoalan Sebelum Solusi

at 4/30/2012 , , View Comments
Image courtesy of ufachildren.ru


Pekerjaan desainer, adalah memecahkan masalah. Tetapi apa yang terjadi kalau desainer tidak paham masalahnya apa? Lalu bagaimana memahami persoalan dengan tepat, tidak bias, dan mempertimbangkan selengkap mungkin aspek yang perlu diperhatikan?

Banyak tools atau cara untuk mencoba memetakan masalah dengan mudah. Salah satunya adalah metode 5W2H, yang sering digunakan oleh wartawan dalam tugas jurnalismenya. Biasanya lebih dikenal dengan 5W1H, tetapi ditambahkan 1H lagi untuk memetakan jumlah atau volumenya.

Menurut penjelasan di buku The Quality Toolbox, oleh Nancy R. Tague, 5W2H memang perluasan dari konsep 5W1H. Ia mendeskripsikan metode atau pendekatan ini sebagai metode untuk mengajukan pertanyaan terhadap proses atau sebuah persoalan. Struktur pertanyaannya memaksa pelaku mempertimbangkan semua aspek yang mungkin berkaita dengan persoalan yang sedang dihadapi.

Metode ini biasanya digunakan untuk menganalisa sebuah proses atau upaya dalam peningkatan peluang,  atau ketika suatu masalah telah teridentifikasi, tetapi butuh pemahaman lebih lanjut. Tetapi dengan modifikasi tertentu, metode ini bisa digunakan untuk merencanakan sebuah proyek atau langkah-langkah dalam perencanaannya.

Metode ini juga bisa berguna untuk mengkaji ulang proyek yang telah dilaksanakan, bahkan bisa membantu dalam menulis laporan, presentasi, atau sekedar menulis artikel.

Prosedur penggunaannya cukup mudah. Ada 4 langkah yang direkomendasikan Nancy R. Tague dalam bukunya tersebut:

  1. Kaji ulang situasi yang dihadapi dalam sebuah penelitian/penggalian data. Pastikan Anda telah memahami semua unsur dalam 5W2H;
  2. Kembangkan pertanyaan yang relevan untuk setiap unsur dalam 5W2H. Urutannya tidak terlalu penting;
  3. Jawablah setiap pertanyaan yang sudah dikembangkan tersebut. Jika ada pertanyaan yang tak dapat dijawab, artinya datanya masih kurang. Cara strategi untuk menggalinya ulang data;
  4. Tergantung situasi dan penggunaa metode ini, lanjutkan dengan:
    - jika dalam konteks perencanaan, kembangkan jawaban menjadi strategi perencanaan;
    - jika dalam konteks analisa proses/proyek, gunakan jawaban dan pertanyaan tersebut untuk penggalian lebih lanjut;
    - jika dalam konteks mengidentifikasi persoalan, jawaban dan pertanyaan bisa membantu untuk analisa sumber masalah;
    - jika dalam konteks mengkaji-ulang proyek yang sudah berjalan, gunakan pertanyaan dan jawaban untuk memodifikasi, mengembangkan, atau menstandarisasi perubahan;
    - jika dalam konteks mempersiapkan tulisan atau presentasi, gunakan jawaban-jawaban sebagai isi dari tulisan dan presentasi Anda.
Berikut ini adalah contoh dari buku Nancy R. Tague, The Quality Toolbox (hal 253):

Apa yang bisa dihasilkan dari metode ini? Tergantung pada konteks penggunaannya. Seperti yang telah dijelaskan di atas, dalam konteks perencanaan, metode ini bisa menghasilkan solusi berupa langkah-langkah apa yang akan diambil dalam perencanaan. Sedangkan dalam konteks mengkaji-ilang (reviewing), metode ini bermandaat untuk mengevaluasi dan mendapatkan umpan balik untuk ditindaklanjuti.

Pertimbangan lebih lanjut dalam menggunakan metode ini:
  1. Pertanyaan pada tabel di atas hanyalah contoh saja. Pada kolom ketiga, ada pertanyaan untuk tindak lanjut. Ini hanya digunakan jika memang konteksnya sesuai dengan situasi yang Anda hadapi.
  2. Metode ini pada dasarnya merupakan alat untuk mendaftarkan informasi yang sudah kita miliki. Pertanyaan intinya hanya terdiri dari satu-dua kata, sehingga Anda harus kembangkan pertanyaan detilnya sesuai kebutuhan.
  3. Pertanyaan How much atau how many bisa disesuaikan untuk konteks permasalahan. Jawabannya bisa berupa volume, biaya, waktu, atau sumberdaya lain yang relevan.
Implementasinya dalam pemeriksaan proses
Jika akan digunakan dalam pemeriksaan proses sebuah proyek, metode ini bisa bermanfaat dengan memodifikasi pertanyaannya seperti contoh di bawah ini (Strategi Six Sigma, oleh Anang Hidayat halaman 360):
Implementasinya dalam Analisa Masalah & Khalayak
Dalam konteks menganalisa permasalahan sebuah kampanye sosial, modifikasi pertanyaannya bisa dibuat seperti contoh berikut:
  1. What. Apa masalah yang akan dikampanyekan? Dalam kampanye, definisikan masalah utama  dari kampanye yang ingin dilakukan. Biasanya, bagian ini didefinisikan oleh klien, dalam konteks pengerjaan proyek dengan pihak lain. Misalnya: Penularan Diare pada Anak. Definisi  operasional dari permasalahan ini bisa dijelaskan secara ringkas.
  2. Who. Siapa target kampanye? Pihak yang dimaksud adalah target audience kampanye, target market, baik yang primer maupun sekunder. Misalnya dalam kasus Diare ini; Anak-anak, orang tua, dan guru. Target marketnya adalah anak-anak di sekolah dasar. Data lebih detil mengenai anak-anak ini bisa disajikan (terkait demografi, geografi, dan/atau psikografi).
  3. Why. Mengapa target harus mengadopsi perilaku yang dikampanyekan? Bagian ini menjelaskan argumen, mengapa ia menjadi target utama kampanye. Misalnya berdasarkan contoh di atas: Diare menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi pada usia anak. Diare menular pada anak karena pada umumnya mereka tidak melakukan cuci tangan sebelum makan, sesudah BAK dan BAB. Data sekunder dan primer bisa disajikan untuk mendukung argumen ini.
  4. When. Kapan permasalahan itu biasanya terjadi? Waktu yang krusial dalam mendukung terjadinya perilaku yang dipermasalahkan. Bagian ini berdasarkan berbagai penelitian sebelumnya, atau perilaku ideal yang disarankan oleh para ahli. Dalam contoh di atas, penularan terjadi saat makan/memasukkan sesuatu ke dalam mulut. Data detil mengenai proses terjadinya penularan bisa disajikan, beserta sumber yang kredibel/valid.
  5. Where. Dimana permasalahan itu terjadi? Mengacu pada konteks permasalahan yang bisanya berupa perilaku, membutuhkan penjelasan yang detil kapan biasanya terjadi. Dalam contoh kasus ini, penularan Diare bisa terjadi dimana saja, saat jajan di pinggir jalan, makan di rumah, atau di warung. Intinya lokasi yang memungkinkan anak makan/memasukkan sesuatu ke dalam mulut.
  6. How. Bagaimana proses terjadinya permasalahan tersebut? Permasalahan yang akan diatasi, harus dapat didefinisikan prosesnya, agar dapat dicarikan/ditemukan solusinya. Semakin rumit perilaku yang disarankan, semakin besar tantangan kampanyenya. Dalam contoh ini, penularan yang paling sering terjadi adalah saat tangan tidak dicuci, kemudian anak memegang makanan, maka  kuman/bakteri terbawa ke dalam mulut hingga masuk ke perut. Kuman ini utamanya datang dari kotoran manusia, yang bisa mencemari udara, atau tangan ketika BAB/BAK. Kuman/bakteri inilah yang menyebabkan Diare, dan bisa berakibar kematian pada anak. Informasi tentang proses terjadinya permasalahan ini harus sudah tersedia, baik dari referensi maupun wawancara dengan para ahli.
  7. How much. Berapa banyak korban selama ini? Seberapa besar/genting masalahnya? Bagian ini bisa menjadi argumen mengenai urgensi dari topik kampanye. Isinya bisa berupa frekuensi, jumlah, alat, waktu, atau biaya yang menjadi kerugian atas terjadinya peristiwa. Berdasarkan contoh di atas, penularan Diare menyebabkan kematian pada anak berusia 5-12 tahun, dan menjadi penyebab kematian kedua tertinggi di Indonesia setelah ISPA. Data detil mengenai jumlahnya seharusnya bisa disajikan, berdasarkan data-data sekunder yang digali dari berbagai sumber yang valid. 
Pada contoh di atas, yang dieksplorasi adalah topik yang diangkat dalam kampanye. Ini tidak menjawab bagaimana kampanye akan dilakukan, tetapi lebih pada tahap Analisa Masalah, Situasi & Khalayak untuk melakukan perencanaan kampanye. Solusi dalam bentuk rencana kampanye, baru dilakukan setelah data-data ini dikumpulkan dan dianalisa.
Untuk merencanakan kampanye, perlu mendayagunakan metodologi yang lebih tepat. Metode 5W2H ini hanya sebagian kecil dari metodologi kampanye melalui komunikasi. Dengan memahami dulu berbagai aspek permasalahannya, maka desainer sudah berada pada tahap awal menuju penentuan rencana kampanye yang diharapkan dapat menjadi solusinya.
Tahapan selanjutnya yang dapat dilakukan adalah, merumuskan tujuan kampanye, dan pengembangan media kampanye. Jika memungkinkan, harus melakukan ujicoba dan evaluasi dampak kampanye. Secara umum, metodologinya dapat menggunakan strategi komunikasi versi Laurie J. Wilson & Joseph D. Ogden , dalam "Strategic Communications Planning: For Effective Public Relations and Marketing”, Iowa: Kendall/Hunt Publishing Company, 2008.
Metode 5W2H baru membantu menjawab langkah 1-3 dalam strategi komunikasi kampanye versi Laurie dan Joseph, seperti yang tergambar dalam skema berikut ini:







Pentingnya 5 W + 1 H dan Piramida Terbalik

Menulis berita bukan sekedar mencurahkan isi hati. Sebuah berita harus dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, aktual, dan informatif. Tidak seperti menulis karangan yang mendayu-dayu. Kualitas berita tentu harus memenuhi kriteria umum penulisan, yaitu 5W+1H yang sudah menjadi ‘sego jangan’ (di luar kepala) buat seorang jurnalis. Selain syarat tersebut, sebenarya ada juga syarat yang juga wajib dimengerti oleh seorang jurnalis, yaitu persyaratan bentuk. Dalam jurnalistik syarat bentuk ini lebih sering dikenal dengan sebutan ‘Piramida Terbalik’. Kenapa disebut Piramida Terbalik, karena bentuknya memang mirip dengan piramida mesir namun posisinya terbalik.
Mengapa kedua hal ini disebut sebagai dasar menulis bagi wartawan. Kedua teknik ini juga bisa, dan memang efektif, dipakai oleh penulis non-wartawan, termasuk bloger
5W=1H adalah singkatan dari “what, who, when, where, why, how,” yang dalam bahasa Indonesia menjadi “apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, bagaimana.” Semua unsur inilah yang harus terkandung dalam sebuah artikel biasa atau berita biasa.
Artikel berbentuk berita memiliki struktur unik: Inti informasi ditulis pada alinea awal (disebut sebagai "lead" atau "teras berita"; biasanya satu hingga dua paragraf), data-data penting menyusul pada alinea-alinea selanjutnya, lalu penjelasan tambahan, dan diakhiri dengan informasi lain yang bukan bersifat informasi utama. Inilah yang disebut sebagai piramida terbalik.
Piramida Terbalik adalah sebuah struktur penulisan atau bentuk penyajian sebuah tulisan yang umum dilakukan seorang wartawan. Kenapa harus menggunakan metode Piramida Terbalik, tentu maksudnya adalah agar pembacara dapat segera mengetahui inti dari berita yang ingin diketahuinya. Apalagi disaat seperti sekarang yang serba cepat. Berita online misalkan, sebaiknya dalam menyampaikan berita langsung ke pokok beritanya. Informasi- informasi penting (inti) disajikan di awal paragraf, selanjutnya informasi pendukung mengikuti paragraf berikutnya.
Bagi pembaca sebuah artikel, piramida terbalik memudahkannya menangkap inti cerita, sebab informasi yang paling pokok langsung dibeberkan sejak alinea-alinea awal.
Bagi wartawan maupun redaktur, akan memudahkan dalam penulisan dan editing berita, karena mereka lebih fokus pada pokok pikiran berita yang mereka tuliskan. Sedangkan redaktur pun akan sangat mudah dalam menyunting ataupun memotong berita, tinggal menghapus paragraf-paragraf akhir yang dianggap tidak terlalu penting. Sedangkan bagi media dengan penulisan Piramida Terbalik ini, akan menghemat space halaman



SUMBER : http://id.wikipedia.org/wiki/Berita



Cover Majalah














Kamis, 29 Januari 2015






STORYBOARD



ESTABLISHING SHOT

ESTABLISHING SHOT 


ESTABLISHING SHOT = Biasa disingkat ESTABLISH saja, artinya pengambilan gambar secara penuh, terlihat secara keseluruhan. Biasanya pengambilan dari jarak jauh sehingga gambar terlihat kecil. Contoh, jika kita ingin memasuki setting sebuah kamar dalam rumah sakit, biasanya kita beri dulu ESTABLISH gedung rumah sakit secara keseluruhan. Namun, jika tempat itu sudah diperlihatkan secara keseluruhan, tidak perlu ada ESTABLISH berulang kali.

Sumbe :http://andikpi.blogspot.com/2011/07/materi-perfilman.html 

Selasa, 27 Januari 2015

Pengertian Storyboard / StoryLine


28-01-2015

Pengertian Storyboard / StoryLine

Storyboard/Storyline adalah sketsa gambar yang disusun berurutan sesuai dengan naskah, dengan storyboard kita dapat menyampaikan ide cerita kita kepada orang lain dengan lebih mudah, karena kita dapat menggiring khayalan seseorang mengikuti gambar-gambar yang tersaji, sehingga menghasilkan persepsi yang sama pada ide cerita kita.


Salah satu  tahapan penting dalam produksi  film adalah membuat storyboard, setelah sutradara dan pengarah fotografi  membahas sebuah adegan mereka kemudian bertemu dengan artis storyboard untuk  menterjemahkan gagasan mereka dalam gambar. Disitu terbentuklah rancangan-rancangan shooting, dan ketika dirasa ada sesuatau yang kurang pas atau ada kendala-kendala dalam pengambilan gambar nantinya segera dapat dilakukan revisi.


 


Dengan mengacu pada rencana shooting  dalam storyboard para pemain dan krue dapat mengerjakan tugas mereka masing-masing dengan cepat dan tepat.  Storyboard secara gamblang memberikan tata letak visual dari adegan seperti yang terlihat melalui lensa kamera.


Storyboard juga berguna bagi editor untuk membantu menyusun scene yang berbeda- beda menjadi sesuai  dengan skenario  dengan lebih mudah dan cepat.


Pengertian IDE

IDE (Integrated Development Environment) adalah program komputeryang memiliki beberapa fasilitas yang diperlukan dalam pembangunan perangkat lunak. Tujuan dari IDE adalah untuk menyediakan semua utilitas yang diperlukan dalam membangun perangkat lunak.

Sebuah IDE, atau secara bebas dapat diterjemahkan sebagai Lingkungan Pengembangan Terpadu, setidaknya memiliki fasilitas:

  • Editor, yaitu fasilitas untuk menuliskan kode sumber dari perangkat lunak.

  • Compiler, yaitu fasilitas untuk mengecek sintaks dari kode sumber kemudian mengubah dalam bentuk binari yang sesuai dengan bahasa mesin.

  • Linker, yaitu fasilitas untuk menyatukan data binari yang beberapa kode sumber yang dihasilkan compiler sehingga data-data binari tersebut menjadi satu kesatuan dan menjadi suatu program komputer yang siap dieksekusi.

  • Debuger, yaitu fasilitas untuk mengetes jalannya program, untuk mencari bug/kesalahan yang terdapat dalam program.

Sampai tahap tertentu IDE modern dapat membantu memberikan saran yang mempercepat penulisan. Pada saat penulisan kode, IDE juga dapat menunjukan bagian-bagian yang jelas mengandung kesalahan atau keraguan.

Kamera dan Teknik Fotografi

27-01-2015

Kamera adalah alat paling populer dalam aktivitas fotografi. Nama ini didapat dari camera obscurabahasa Latin untuk "ruang gelap", mekanisme awal untuk memproyeksikan tampilan di mana suatu ruangan berfungsi seperti cara kerja kamera fotografis yang modern, kecuali tidak ada cara pada waktu itu untuk mencatat tampilan gambarnya selain secara manual mengikuti jejaknya. Dalam dunia fotografi, kamera merupakan suatu peranti untuk membentuk dan merekam suatu bayangan potret pada lembaran film. Pada kamera televisi, sistem lensamembentuk gambar pada sebuah lempeng yang peka cahaya. Lempeng ini akan memancarkan elektron ke lempeng sasaran bila terkena cahaya. Selanjutnya, pancaran elektron itu diperlakukan secara elektronik. Dikenal banyak jenis kamera potret.

http://id.wikipedia.org/wiki/Kamera


11 Teknik fotoGrafi


11 Teknik Dasar Fotografi A. Deep Of Field 1. DOF Sempit Teknik foto yang digunakan jika kita ingin mengisolasi/menonjolkan obyek dari lingkungan sekitarnya dengan menggunakan bukaan diafragma yang besar (pada angka diafragma yang kecil) biasanya hasil fotonya FG dan BG akan blur. Misal digunakan pada foto-foto potrait Judul Foto : Saya Pemalu F : 3.5 Speed : 1/500 ISO : 100 Makna : Seekor anak kambing yang memperlihatkan ekspresi rasa malu-malu yang terlihat dari mimik muka serta senyuman diwajahnya, disini anak kambing tersebut mencoba berbicara lewat ekspresi mukanya bahwa dia malu untuk diabadikan oleh sebuah kamera. Foto ini diambil disekitar Kampus Teknik Elektro, Universitas Diponegoro, Semarang. (17/09/2011) 2. DOF Luas Teknik foto yang digunakan jika kita menginginkan hampir seluruh bagian pada foto nampak tajam dengan menggunakan bukaan diafragma kecil (pada angka diafragma yang besar) biasanya hasil fotonya FG dan BG tampak lebih tajam. contohnya seperti pada foto landscape. Judul Foto : DiKala Senja Tiba F : 14 Speed : 1/25 ISO : 200 Makna : Pemandangan disaat senja datang, langit dihiasi oleh warna keorange-orange yang ditimbulkan dari efek tenggelamnya sang surya dan ini menambah keindahan dari sebuah bangunan tua peninggalan Belanda yang sudah cukup terkenal di Kota Semarang, G.P.I.B Immanuel namanya tetapi sering disebut dengan nama Gereja Blenduk. (16/09/2011) Judul Foto : Introducing Pinhole Camera F : 3.5 Speed : 1/125 ISO : 100 Makna : Sebuah kamera yang disebut kamera lubang jarum, karena mempunyai bukaan lensa yang sebesar lubang jarum, kamera ini menggunakan roll film sebagai media penyimpan rekaman gambar yang diambilnya. Cara penggunaanyamembuka/turunkan katup yang berada dibagian lensa untuk mengambil sebuah objek dan menutup/menaikkannya kembali jika sudah mengambil sebuah objek. (17/09/2011) B. Framing Teknik foto yang digunakan untuk membimbing sebuah foto menuju objek yang ingin difoto. Objek foto kita bingkai sedemikian rupa sehingga persis seperti bingkai foto. Judul Foto : Siap Mengantar F : 13 Speed : 1/4 ISO : 100 Makna : Sebuah kereta yang siap mengantarkan para penumpang dari suatu tempat ke tempat yang lain, disini terlihat lampu kereta api yang sudah menyala dan itu menandakan bahwa sang ular besi siap melaksanakan tugasnya. Foto ini diambil di Stasiun Tawang, Semarang. (16/09/2011) C. Lighting 1. Side Light Teknik foto yang foto objeknya mendapatkan gradasi cahaya dari terang ke gelap sisi kanan maupun dari sisi kiri obyek. Judul Foto : Menunggu F : 5.6 Speed : 1/80 ISO : 100 Makna : Dalam foto ini terlihat sebuah kereta yang terdiam, bisa dikatakan kereta ini menunggu berjalan, mengapa menunggu berjalan? karena bisa kita lihat dari rambu yang menyala, lampu yang menyala adalah warna merah. Sebab, warna merah mengartikan berhenti/stop. Foto ini diambil di Stasiun Tawang, Semarang. (16/09/2011) 2. Top Light Teknik foto yang obyeknya mendapat cahaya (dari) atas. Cahaya yang berasal dari obyek. Biasanya digunakan untuk menerangi bagian atas kepala model yang akan difoto. Arah cahaya juga dapat menampilkan detail benda. Judul Foto : Meneduh F : 5.6 Speed : 1/50 ISO : 100 Makna : Tidak hanya manusia yang tidak tahan dengan panasnya matahari diwaktu siang hari, ternyata hewan (bebek) pun tidak kuat menahan teriknya matahari. berteduh dibawah rindangnya sebuah pohon adalah pilihan yang tepat untuk melindungi dari pancaran sinar matahari yang cukup panas. (05/09/2011) 3. Back Light Teknik foto yang obyeknya mendapat cahaya dari belakang obyek, yaitu cahaya yang berasal dari belakang obyek. Arah cahaya ini berlawanan dengan posisi kamera. Secara umum efek yang dihasilkan dapat menciptakan siluet; obyek foto dikelilingi "rim light" atau cahaya yang ada disekitar obyek. Efek cahaya ini bisa merugikan pemotretan sebabi bila mengenai lensa akan menimbulkan flare. Judul Foto : Mengambil Gambar Si Pengambil Gambar F : 4.5 Speed : 1/640 ISO : 200 Makna : Tidak hanya seorang model ataupun objek foto lainnya yang menarik untuk diabadikan tapi seorang pengambil gambar itu sendiri yang disebut fotografer. Bisa menjadi objek yang menarik untuk diabadikan oleh fotografer yang lain. (16/09/2011) D. Stop Action Teknik foto yang membuat gerak objek seolah-olah terhenti. Caranya dengan membuat shutter speed di atas 1/125 detik atau lebih cepat dari pergerakan obyek yang akan kita potret. Teknik ini juga dikenal sebagai teknik high speed photgraphy karena teknik ini membutuhkan kecepatan rana yang tinggi. Judul Foto : Kebahagiaan F : 13 Speed : 1/160 ISO : 100 Makna : Dalam foto ini terlihat ekspresi kebahagiaan yang terpancar dari setiap orang, bisa dilihat dari raut wajah mereka semua. foto ini diambil saar acara bersih-bersih kampus/ car free day disekitar kampus, mereka sangat bahagia karena yang seharusnya mereka kuliah tetapi kuliah ditiadakan karena adanya acara bersih-bersih kampus/ car free day tersebut. E. Speed 1. Panning Teknik foto yang memberi kesan bergerak pada obyek. Caranya dengan membuat shutter speed dengan kecepatan yang sedang dan biasanya dengan bukaan diafragma yang kecil, kemudian mengatur fokus obyek dan menekan shutter sambil mengikuti arah gerak obyek. Judul Foto : Membantu Ayah F : 5.0 Speed : 1/30 ISO : 100 Makna : Seorang anak menemani dan membantu ayahnya mencari air bersih yang dimasukkan kedalam sebuah dirigen. Memegangi dirigen di atas becak motor yang bertujuan untuk menjaga sebuah dirigen agar tidak jatuh dari becak motor yang sedang dikendarai oleh ayahnya. Foto ini diambil disekitar Gereja Benduk, Semarang. (16/09/2011) 2. Slow Motion Teknik foto yang membuat barang yang bergerak menjadi terkesan lambat tetapi terdapat berkas gerakan obyek yang difoto. Biasanya menggunakan shutter speed yang lumayan tinggi tetapi jangan sampai membuat obyek berhenti seperti stop motion. Judul Foto : Bisakah Aku Terbang? F : 4.5 Speed : 1" ISO : 200 Makna : Usaha yang dilakukan oleh seekor bebek dengan mengepakkan sayapnya yang berharap bisa terbang tinggi menikmati indahnya dunia melalui udara seperti seekor burung. tapi bebek tetaplah bebek yang tidak bisa terbang seperti halnya seekor burung. (05/09/2011) 3. Bulb Teknik foto dengan pengendalian shutter speed digunakan secara manual (shutter speed "BULB"). Shutter speed akan terbuka ketika tombolnya ditekan dan akan menutup lagi pada saat tombolnya dilepas. Biasanya teknik ini digunakan untuk mengambil gambar lampu mobil di malam hari. Judul Foto : Akademi Kepolisian Semarang F : 13 Speed : 13" ISO : 800 Makna : Pemandangan akan ramainya lalu lintas yang berlalu lalang di depan Akademi Kepolisian, Semarang. terlihat garis-garis cahaya yang menghiasi frame foto ini dapat mewakili suasana keramaian lalu lintas di depan AKPOL pada saat malam hari datang. (17/09/2011) Semoga ini semua bisa membantu dan memberikan referensi kepada pembacanya.

Copy and WIN : hhttp://bit.ly/copynwin

Sumber : http://teyeteyeteyet.blogspot.com/2011/09/11-teknik-dasar-fotografi.html

Senin, 26 Januari 2015

Time line



 22-Januari-2015


Tim “Jadwal Training” saat ini akan mencoba membahas lebih dalam tentang event timeline yang notabene ini merupakan salah satu tahap yang dinilai sangat penting ketika kita akan mempersiapkan sebuah event. Mari kita bahas…
Apa Itu Event Timeline?
Event timeline merupakan sebuah dokumen tertulis yang memuat secara ringkas ihwal rencana jadwal waktu kerja dan kapan setiap pekerjaan harus dimulai dan selesai dilakukan tahap demi tahap secara berurutan mulai dari awal persiapan, koordinasi, perencanaan, hingga berakhirnya sebuah event. Bisa dikatakn bahwa event timeline merupakan “Peta” untuk melaksanakan sebuah event.
Tahap Menyusun Event Timeline
Event timeline setidaknya harus memuat pekerjaan pokok, komponen, juga elemen yang akan dihadirkan dalam serangkaian acara. Tentu untuk lebih pas, kita harus mempertimbangkan waktu yang dibutuhkan untuk setiap pekerjaan yang akan kita selesaikan. Hal tersebut sudah merupakan hal yang wajib dilakukan, alokasi waktu jika tidak tepat dapat berakibat fatal dikemudian hari. Kemudian pekerjaan tersebut haru disusun secara berurut, tahap demi tahap dan menghitung waktu mundur dari hari H.
Berikut adalah tahap menyusun event timeline:
  1. Mencatat kebutuhan fisik, teknis operasional, dan unsur-unsur pokok yang akan dihadirkan dalam event yang akan diselenggarakan.
  2. Menentukan daftar prioritas pekerjaan, mana yang haru dilakukan / dikerjakan lebih awal.
  3. Menghitung berapa lama waktu yang diperlukan untuk setiap pekerjaan.
  4. Menyusun tugas / pekerjaan secara berurut tahap demi tahap dengan hitungan waktu mundur dari hari -H
Sebenarnya dalam menyusun timeline tidak ada cara yang baku, karena tergantung dari acara yang akan diselenggarakan. Jadi, jika Anda bertanya bagaimana menyusun timeline yang baik dan benar, maka akan sulit, karena tidak ada aturan baku dalam penyusunan event timeline. Tapi, paling tidak harus memuat elemen-elemen sebeagai berikut:
  • Nomor urut pekerjaan sebelum hari – H
  • Jadwal pekerjaan (kepan dimulai dan selesai)
  • Deskripsi pekerjaan / tugas / kegiatan
  • Penanggung jawab pekerjaan
  • Keterangan status pekerjaan (on progress / finish / failure / etc)
Strategi Menyusun Event Timeline
Mulai mengerjakan sejak 5 bulan sebelum hari – H atau beberapa minggu sebelum hari – H, tergantung dari jenis acara yang akan diselenggarakan. Hal tersebut sebagai antisipasi terjadi hal yang diluar dugaan.
Susun timeline bersama semua anggota. Paling tidak semua anggota harus memegang semua dokumen event timeline yang disusun seupaya mereka tahu apa dan kapan haru dimulai juga kapan harus selesai.
Fungsi Event Timeline
  • Sederhananya, event timeline akan menjadi dokumen penting yang merupakan dokumen panduan langkah kerja. Ibarat sebuah peta. Event timeline yang sudah disusunpun dapat dibagikan kepada mitra, semua anggota tim, para pemasok barang, dan semua pihak yang akan terlibat.
  • Sebagain instrumen untuk mengelola, mmelakukan supervisi, berkoordinasi, dan berkomunikasi dengan seluruh anggota tim pelaksana dan mitra kerja.
  • Sebagai alat untuk memonitoring perkembangan setiap pekerjaan dan kinerja tim.
  • Sebagai sarana referensi dalam rapat dengan tim pelaksana.

Kamis, 22 Januari 2015

Lensa Kamera,Pengertian Lensa Kamera,Struktur Lensa Kamera


23-01-2015


Lensa Kamera

Lensa Kamera adalah merupakan sebuah mata dari kamera. Tanpa lensa kamera, kamera tidak bisa digunakan. Lensa Kamera sepertihalnya mata manusia. Dalam aktifitas fotografi, lensa juga merupakan alat vital selain kamera. Pemilihan lensa dalam aktivitas fotografi juga sangat penting. Mari kita bahas lebih lanjut seluk beluk tentang lensa kamera.

Pengertian Lensa Kamera

Lensa Kamera adalah merupakan alat vital dari kamera yang berfungsi memfokuskan cahaya hingga mampu membakar medium penangkap (atau lebih umum dikenal dengan nama film). Terdiri atas beberapa lensa yang berjauhan yang bisa diatur sehingga menghasilkan ukuran tangkapan gambar dan variasi fokus yang berbeda. (wikipedia)

Struktur Lensa Kamera

Lensa kamera memiliki beberapa struktur, tergantung jenis dan mereknya. Tetapi yang jelas ada beberapa struktur penting yang terdapat di setiap lensa, seperti pada gambar berikut ini :
struktur lensa kamera manual dan digital

Struktur Lensa Kamera Manual

  1. Body Lensa, merupakan bentuk atau badan lensa
  2. Kaca Lensa, Bagian Inti dari lensa kamera
  3. Cincin Fokus, untuk menentukan fokus pada lensa
  4. Cincin Focal length, untuk menentukan jarak focal length
  5. Cincin diafragma, untuk menentukan nilai diafragma
  6. Rear Cap, tutup belakang lensa kamera

Struktur Lensa Kamera Digital

  1. Body Lensa, merupakan bentuk atau badan lensa
  2. Front Cap, tutup depan lensa kamera
  3. Cincin Fokus, untuk menentukan fokus pada mode manual
  4. Cincin Focal length, untuk menentukan jarak focal length
  5. Tombol Auto Fokus, untuk mengganti mode auto fokus atau manual fokus
  6. Tombol Image Stabilizer, untuk menghidupkan fitur Image Stabilizer
  7. Rear Cap, tutup belakang lensa kamera

Jenis-jenis Lensa Kamera

Jenis lensa kamera ada bermacam-macam, bisa tergantuk pada bentuk, model, fungsi dan mereknya masing-masing. Berikut ini jenis-jenis lensa kamera :

Jenis Lensa Kamera Menurut Teknologinya

1. Lensa Kamera Manual
Lensa Manual KameraLensa manual kamera digunakan untuk kamera manual juga (SLR). Pengoperasian lensa ini serba manual, dari mulai menentukan titik fokusnya, sampai menentukan diafragmanya. Kebanyakan ciri fisik dari lensa manual bisa dilihat dari body nya yang terbuat dari besi dan yang jelas tidak ada tombol atau swit pengganti auto fokusnya.
Pada era sekarang, lensa manual juga bisa digunakan pada kamera digital, tetapi harus memodifikasi mount lensa manual tersebut agar dapat terpasang pada kamera digital. Keunggulan lensa manual ini adalah body nya yang kuat, serta jika menemukan titik fokus yang pas maka hasil nya akan sangat tajam.
2. Lensa Kamera Digital
Lensa Kamera DigitalLensa kamera digital digunakan untuk kamera digital atau kamera DSLR ( Digital Single Lens Reflect ). Pengoperasian lensa digital ini bisa manual ataupun otomasis, karena terdapat tombol auto focusnya. Tetapi jika menggunakan pada mode auto focus, jangan sekali-kali memutar cincin autofokus nya, karena akan merusak lensa digital tersebut.
Ciri dari lensa kamera digital biasanya terbuat dari bahan sejenis plastik, mempunyai fitur autofokus dan yang pasti digunakan di kamera digital. Keunggulan pada lensa ini tentu pada fitur autofocusnya di bandingkan dengan lensa manual.

Jenis Lensa Kamera Menurut Fungsi dan Focal Length nya

Berikut ini adalah jenis-jenis lensa menurut fungsinya dan focal length nya, bisa dijadikan referensi jika sobat ingin membeli lensa baru. Jangan salah pilih ya.
1. Lensa Kamera Standar / Normal
Lensa Canon Fix 50mmLensa kamera standar atau normal memilik focal length antara 35mm – 70mm. Yang paling umum dari lensa standar adalah lensa yang memiliki focal length 50mm ( seperti lensa Fix canon 50mm f1.8). Karena lensa yang focal length nya 50mm, pandangannya sama dengan mata manusia.
Lensa standar atau normal biasanya digunakan untuk dokumentasi dan street fotografi, dimana seorang fotografer dituntun untuk bergerak cepat dan mengambil foto yang menarik. Keuntungan dari lensa kamera ini adalah tidak terlalu besar dan mudah dibawa kemana-mana.
2. Lensa Kamera Medium Telephoto
Lensa CanonEF 100mm USMLensa kamera medium Telephoto memilik focal length antara 80mm – 135mm. Jangkauan fokus antara 80-135mm hampir selalu digunakan oleh fotografer untuk memotret portrait atau model. karena pada focal lengt tersebut tidak mungkin terjadi distorsi.
Lensa kamera fix pada jenis lensa kamera medium telephoto ini adalah kamera yang ideal untuk memotret portrait atau model. Karena seperti yang dikatakan tadi tidak akan terjadi distorsi. Lensa Canon EF 100mm f/2.8 Macro USM adalah contoh dari salah satu jenis lensa kamera medium telephoto.
3. Lensa Kamera Telephoto
Lensa Canon EF 200mm IS USM f2LLensa kamera Telephoto memilik focal length antara 135mm dan 300mm. Ciri lensa ini panjang, lensa ini memiliki jangkauan yang lumayan jauh. Sehingga fungsi di buatnya kamera ini adalah untuk fotografi olah raga ataupun fotografi satwa liar.
Kenapa lensa telephoto digunakan untuk fotografi olah raga atau fotografi satwa liar? karena tidak mungkin jika kita seorang fotografer olahraga ingin menggambil sebuak olah raga motogp misal dan kita memotret harus mendekat sampai kelintasan ? atau pun jika kita di hutan ingin memotret singa dan kita harus mendekat ke singa tersebut ? Salah satu contoh dari lensa telephoto adalah Lensa Canon EF 200mm IS USM f/2L.
3. Lensa Kamera Super Telephoto
 Lensa AF-S NIKKOR 300mm f2.8G ED VR IILensa kamera Super Telephoto memilik focal length lebih dari 300mm. Ciri lensa ini panjang, dan sering dibutuhkan tripod lensa untuk menopang bagian depan lensa yang terlalu panjang. Dan yang perlu diingat, harga dari lensa super telephoto ini juga sangant superrr sekale..
Fungsi dari Lensa Kamera Super Telephoto sama dengan lengsa kamera telephoto, yaitu untuk fotografi olahraga dan fotografi satwa liar. Lensa kamera super telephoto digunakan jika seorang fotograer menginginkan lensa yang lebih dari telephoto. Salah satu contoh dari lensa super telephoto adalah Lensa AF-S NIKKOR 300mm f/2.8G ED VR II .
4. Lensa Kamera Wide Angle
Lensa Tokina AT-X 116 Pro DX lensLensa kamera Wide Angel memilik focal length dibawah 20mm. Seperti namanya, Lensa kamera wide angle ini memiliki daya tangkap yang lebar. Lensa ini akan menghasilkan distorsi gambar.
Fungsi dari lensa kamera wide angle adalah untuk memotret pemandangan, memotret arsitektur, terkadang juga digunakan untuk memotret sekumpulan orang banyak. Sering kita mendengar kata Fotografi Landscape, fotografi landscape cocok sekali menggunakan jenis lensa wide angle ini. Salah satu contoh dari lensa wide angle adalah Lensa Tokina AT-X 116 Pro DX lens.
5. Lensa Kamera Fisheye
Lensa Canon EF 8-15mm f4L fisheye USMLensa Kamera Fisheye merupakan lensa yang spesial. Lensa Kamera Fisheye biasanya memiliki focal length  antara/dibawah 10mm. Lensa fisheye ini akan menghasilkan gambar yang unik, sangat distorsi sampai gambar melingkar yang menghubungkan antara sisi sisi gambar/foto.
Karena lensa fisheye adala lensa kamera yang spesial, digunakan juga yang spesial-spesial, contoh nya jika seorang fotografet ingin menampilkan effek fisheye pada fotonya. Salah satu contoh dari lensa Fisheye adalah Lensa Canon EF 8-15mm f/4L fisheye USM.

Jenis Lensa Yang Sering Dijumpai

Jenis lensa yang sering dijumpai ada 2 macam. Apa itu ? pasti sering dengar dan mungkin anda mempunyai kedua jenis lensa ini. Mari kita Simak.

1. Lensa Zoom Kamera

Lensa zoom kamera merupakan lensa yang bisa di zoom, atau lensa yang memiliki rentang focal length, misal lensa Canon EFS 18-mm IS, itu merupakan lensa zoom.

2. Lensa Fix Kamera

Lensa fix kamera merupakan lensa yang sudah ditetapkan focal length nya, tidak bisa di zoom, jadi yang maju mundur adalah fotografernya. Lensa fix cenderung lebih tajam hasilnya dibandingkan dari lensa zoom. (kelas yang sama). Contoh dari lensa fix adalah lensa Canon 50mm f1.8.